Dihadapannya,
tawaku buncah,celotehku terhambur
tangisku tersimpan rapat
dia hanya menatapku dengan diam
membiaskan rasa hangatnya
menjalarkan rasa manisnya
meresuspensikan setiap aromanya
Dia menatapku,
masih dalam kebekuan sunyi
hanya suara jemari yang lincah menari
sesekali menyusuri setiap bagiannya
untuk merapatkan hangat di setiap lekukan kulit
bibirku menyentuh bibirnya
menyesap setiap kekalutan pikiran
Dia tersenyum,
aku berterimakasih
dia inspirasiku malam ini
rabu malam,dan secangkir teh.
Langganan:
Postingan (Atom)